Friday, January 17, 2014

Kelapa Muda Meulaboh

Tidak sulit untuk menemukan kelapa muda di Meulaboh. Di iklim yang panas terik seperti di Meulaboh, penjual kelapa muda bertebaran di berbagai tempat. Ada yang berkeliling dengan menggunakan becak yang dimuati timbunan kelapa muda yang bertandan-tandan, segar baru diturunkan dipohon – ini betul-betul diturunkan, karena jika dijatuhkan, buah kelapa akan lepas dari tandannya – ataupun di warung-warung penjual es kelapa muda. Jika minum air kelapa muda di becak, biasanya airnya asli dari buahnya tanpa campuran apapun. Seringkali bahkan tanpa sedotan, tetapi langsung diminum dari buah kelapa yang dilubangi dengan menggunakan parang yang super tajam. Tidak ada tempat duduk, kelapanya dinikmati sambil berdiri atau jongkok di sebelah becak penjual. Penjualnya dengan sabar akan menunggu sampai selesai, kemudian kelapa akan dibelah untuk menikmati isinya. Tidak ada sendok yang tersedia. Sepotong kulit kelapa yang disayat dengan rapi dan dibersihkan dengan menggosok beberapa kali ke kulit kelapa lainnya yang bekas disayat akan menjadi sendok untuk mencongkel isi buah kelapa. Rasanya luar biasa. Jika minum air kelapa di warung, ada tersedia pilihan-pilihan, apakah mau kelapa bulat ataupun mau kelapa yang sudah diolah. Yang sudah diolah adalah yang sudah tersedia dalam wadah, biasanya sudah diberi gula, jeruk nipis dengan bongkahan-bongkahan es batu di dalamnya. Daging kelapanya biasanya keras, karena yang seringkali hasil dari membelah kelapa yang ditolak oleh pembeli sebelumnya karena daging kelapanya sudah kelewat keras. Dihidangkan dalam gelas, diberi sedotan dan siap untuk dinikmati di kursi panjang warung. Yang bulatpun masih menyisakan pilihan: mau asli seperti apa adanya, ataupun diolah: diberi gula, sirup, jeruk nipis dan es.

Diluar kota, di pinggir jalan juga banyak yang menjual kelapa muda. Harganya lebih murah dibandingkan dengan yang dijual di kota. Jika kebetulan kita betul-betul keluar kota dan sedang ada penduduk yang memanen kelapa, kita bisa minta dipetikkan kelapa muda, dan kelapa muda bisa dinikmati sepuasnya. Tidak ada bayaran tertentu yang diminta, seikhlasnya saja.

Memetik kelapa di Aceh kebanyakan dilakukan oleh manusia. Seutas tali – biasanya terbuat dari kulit kayu waru yang disatukan sehingga membentuk lingkaran – akan dibelitkan ke kaki membentuk angka delapan. Tali ini akan menjadi pijakan kaki pada batang kelapa. Sedangkan tangan biasanya memegang parang tajam, dan ditakikkan ke batang kelapa untuk menarik tubuh sipemanjat ke atas. Cepat dan efisien. Sesampai di atas, pemanjat akan menyelinap di antara pelepah daun dan duduk nyaman diposisi tertentu yang memudahkan dia untuk memotongi tandan-tandan kelapa yang sudah tua. Tandan akan berjatuhan ke bawah, buahnya akan lepas dan berserakan dan akan dikumpulkan nantinya.

Bukan cuma kami yang doyan kelapa muda. Beberapa kali saat melakukan pekerjaan di desa-desa dan kebetulan berjumpa dengan penduduk yang sedang memetik kelapa, kami mengajak Jamie Ashe untuk ikut menikmati kelapa muda langsung di kebun, di bawah pokoknya. Awalnya canggung bagi Jamie untuk ikut berjongkok sambil mencongkeli isi kelapa dengan menggunakan sayatan kulit kelapa, tetapi kemudian diapun ikut menikmatinya.








1 comment:

  1. mmm.... jadi pengen makan kelapa muda nih.... :)

    ReplyDelete