Di kampung kami di pelosok Pidie, Aceh, Dalail Khairat dibacakan pada acara peringatan Maulid Nabi dan saat kematian. Di Situjuh Batur, Payakumbuh, Dalail Khairat dibacakan saat acara pernikahan.
Beberapa waktu yang lalu, seorang tetangga mengajak kami ke kampungnya di Situjuh Batur, untuk menghadiri acara pernikahan kakak perempuannya - pernikahan yang kedua, setelah suaminya meninggal dunia tahun lalu. Malam harinya, ruang rumah yang punya hajat diramaikan oleh warga kampung setempat.
Mereka duduk bersila di ruang tengah yang dipenuhi dengan berbagai macam makanan yang sudah terhidang. Tetapi makanan-makanan tersebut baru akan dimakan setelah acara selesai, berbeda dengan di Aceh, makan dahulu baru acaranya kemudian. Mereka akan membacakan Dalail Khairat - yang secara setempat dikenal sebagai salawat.
Cara membawakannya sama seperti di Aceh. Setiap untaian kalimat dibacakan dengan suara lepas dan keras, dengan irama tertentu nyaris seperti nyanyian. Temponya mula-mula pelan, kemudian meningkat menjadi lebih cepat, semakin cepat sehingga mencapai puncaknya dengan gegap gempita, kemudian tiba-tiba berakhir.
Mendengar orang-orang membacakan Dalail Khairat persis dengan cara dan irama yang sama, membangkitkan kembali kenangan di kampung halaman belasan tahun silam. Saat kami masih remaja, dua kali seminggu di malam hari diadakan latihan membacakan Dalail Khairat untuk seluruh penduduk Gampong. Tua dan muda akan meramaikan Meunasah, masing-masing memegang kitab Dalail Khairat di tangan, mencoba mengikuti setiap kata. Yang belum fasih mencoba mengikuti dengan suara samar, sehingga jika ada kesalahan tidak akan terdengan orang sekitar. Yang sudah mahir membacakan dengan suara lepas dan sekerasnya, dan menyelaraskan dengan suara ramai sehingga menjadi suatu kesatuan suara yang terdengar gegap gempita. Minuman brandet - sorbat jahe - dan makanan kecil digilirkan secara beranting bke seluruh warga Gampong. Suara yang serak karena kebanyakan bersuara keras akan hilang dengan minum brandet.
Pada acara peringatan Maulid Nabi, undangan dari Meunasah yang ditunjuk - biasanya seluruh warga Gampong tersebut yang laki-laki, tua dan muda - akan membacakan Dalail Khairat sebelum makan bersama. Juga pada acara yang sama ditingkatan yang lebih tinggi, biasanya paling rendah tingkat Kemukiman, Daiali Khairat akan diperlombakan.
Selain pada acara peringatan Maulid Nabi, Dalail Khairat juga dibacakan pada acara menujuh hari kematian.
No comments:
Post a Comment