Sunday, June 26, 2011

Tumis Ulee Sure

Sangat jarang untuk bisa mendapatkan ikan yang betul-betul segar di tempat kami. Biasanya ikan yang sudah berhari-hari terendam dalam es untuk mencegah kebusukan. Ikan-ikan tersebut dibawa dari tempat-tempat yang jauh. Ikan air tawar - biasanya gurami, nila dan ikan mas - selain berasal dari kolam-kolam sekitar kota kami, sebagian besar berasal dari Sumatera Barat. Ikan-ikan tersebut dikemas dalam kantong-kantong plastik yang diberi udara sehingga ikannya tetap hidup sampai di kota kami. Ikan air tawar liar seperti gabus, lele rawa dan lain-lain berasal dari para pencari ikan di berbagai lokasi yang berdekatan. Ikan lele ternakan juga berasal dari kolam-kolam di sekitar kota kami, selain yang dibawa dari daerah lain. Ikan laut kebanyakan berasai dari Bagan Siapi-api, Padang dan tempat-tempat lainnya.

Minggu kemarin kami cukup beruntung mendapatkan ikan tongkol berukuran sedang yang nampaknya masih sangat segar, walaupun sudah direndam dalam es (di Sigli, pilihan pertama untuk ikan tongkol terbaik adalah yang belum diberi es dan masih keras). Kulit ikan masih berkilat segar, mata ikan masih bening. Kami membeli beberapa potong - karena ikannya sudah dipotong-potong - termasuk satu kepala yang dihargai terpisah. Dari ulee sure (kepala tongkol) ini dimasak khas Aceh, tumis kepala tongkol.

Bahannya sederhana sekali. Beberapa butir bawang merah dan bawang putih dihaluskan, juga dua sendok makan ketumbar. Selain itu, siapkan juga dua sendok cabe merah giling, tiga sendok makan asam sunti yang sudah di giling, setengah sendok teh kunyit bubuk. Juga diperlukan beberapa lembar daun teumeurui - daun kari - untuk memberi aroma pada masakan.

Bersihkan kepala tongkol, belah menjadi dua. Masukkan juga beberapa potong dagingnyal. Lumuri dengan perasan jeruk nipis, kemudian beri garam secukupnya.

Tempat yang paling baik untuk memasak tumis tongkol adalah wadah yang terbuat dari tanah liat, kalau ada.

Tumis irisan bawang merah dalam tiga sendok makan minyak goreng sampai harum, kemudian masukkan bumbu yang sudah dihaluskan. Tambahkan air dan daun teumurui. Masukkan kepala tongkol. Tunggu sampai matang.




Saturday, June 11, 2011

Pembuat Keukarah



Pembuat kue keukarah dari Langung, Meulaboh. Keukarah adalah kue kering tradisional Aceh, yang berbentuk seperti jalinan benang yang simpang siur dan rumit. Sering juga disebut dengan kue sarang burung (eumpueng miriek) di beberapa tempat di Aceh. Biasanya kue ini tersedia di rumah-rumah di Aceh pada saat hari raya. Juga merupakan bagian dari makanan yang tersedia pada perjamuan seperti acara perkawinan.

Bahan keukarah adalah tepung beras, gula dan air yang diaduk menjadi adonan kental dan tidak terputus. Dengan menggunakan wadah berlubang (biasanya tempurung kelapa yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut) adonan tersebut dialirkan ke dalam minyak goreng panas sehingga membentuk jalinan. Setelah matang, lempengan dilipat membentuk seperti segitiga. Pembuat kekarah hanya bisa menggoreng satu kue keukarah dalam satu penggorengan dalam satu waktu, itulah sebabnya membuat keukarah perlu kesabaran dan waktu yang relatif lama karena dikerjakan satu persatu.

Friday, June 10, 2011

Ek U (Memetik Kelapa)




Para pemetik kelapa tradisional di Aceh menggunakan sringkleuet - tali yang biasanya terbuat dari kulit pohon waru yang dipintal, disambung ujungnya membentuk lingkaran dan dipasang di kaki sebagai pijakan pada saat memanjat pohon kelapa - untuk memanjat pohon kelapa. Sebuah pekerjaan yang sangat mengandung beresiko. Saat ini jumlahnya di pedesaan di Aceh semakin berkurang, karena generasi sekarang semakin tidak berminat untuk menjalani profesi ini. Sebuah profesi yang dipandang rendah oleh orang-orang yang berpandangan sempit.

Setiap hari mereka sanggup memanen puluhan batang kelapa, dengan upah beberapa butir kelapa untuk setiap batangnya. Kadang upahnya juga bisa berupa uang. Biasanya, untuk memperoleh tambahan upah, sehabis memetik kelapa, mereka juga mengupas kulit kelapa dengan menggunakan sundak, besi runcing yang ditancapkan ke tanah.

Tuesday, June 07, 2011

Sphagetti caluek


Mi caluek - salah satu penganan tradisional Aceh yang banyak di jumpai di pasar-pasar tradisional di pelosok Aceh - biasanya dibuat dari mi lidi yang diberi kuah kacang yang mirip kuah sate kacang dari Sumatera Barat. Kali ini, ada yang mencoba membuatnya dari pasta La Fonte. Rasanya: luar biasa!

Monday, June 06, 2011

Ikan di pasar ikan Peunayong


Ikan-ikan berukuran besar seperti tongkol dan lainnya dipotong-potong menjadi ukuran lebih kecil untuk dijual ke pembeli. Biasanya dijual dalam bentuk potongan, walaupun kadang ada juga yang dijual dalam bentuk kiloan. Lokasi: pasar ikan Peunayong, Banda Aceh.