Ndak Minang Kalau Ndak Cadiak - tulisan pada baju kaos yang dijual di sebuah toko suvenir di depan Istana Pagaruyung.
Friday, December 27, 2013
Thursday, December 26, 2013
Keude Kupi Aceh di Kota Kami
Makanan Aceh cukup populer di kota kecil tempat kami tinggal sekarang. Ada empat warung Aceh, dua cukup besar dan menjual mi, martabak, kopi aceh dan berbagai makanan lainnya. Satu hanya menjual mi dan minuman, termasuk kopi aceh. Yang terakhir hanya menjual mi aceh dan nasi goreng aceh. Dulu pernah ada yang menjual nasi dengan laup pauk masakan Aceh, tetapi sekarang sudah pulang kampung dan warungnya tutup tidak ada yang melanjutkan.
Meneruskan kebiasaan warung-warung di Aceh, kursi dan meja diletakkan di luar warung. Pengunjung yang datang - rata-rata usai jam kerja sampai malam - lebih memilih duduk diluar warung daripada di dalam warung.
Secangkir kopi aceh, ditemani oleh sepiring martabak telur atau mi aceh, akan menemani pengunjung untuk menghabiskan beberapa waktu di sini.
Meneruskan kebiasaan warung-warung di Aceh, kursi dan meja diletakkan di luar warung. Pengunjung yang datang - rata-rata usai jam kerja sampai malam - lebih memilih duduk diluar warung daripada di dalam warung.
Secangkir kopi aceh, ditemani oleh sepiring martabak telur atau mi aceh, akan menemani pengunjung untuk menghabiskan beberapa waktu di sini.
Wednesday, December 25, 2013
Kelok Sembilan
Sebenarnya tidak ada kenderaan yang diperbolehkan berhenti di jembatan Kelok 9. Kami sudah pernah mencobanya, dan langsung ada yang menyuruh pergi. Tetapi sekarang adalah berbeda. Ini liburan. Di titik tertinggi Kelok 9 bahkan ada tukang parkir yang mengatur kenderaan supaya terparkir dengan rapi dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Ratusan pengunjung menikmati panorama dari ketinggian. Ketinggian puluhan meter manawarkan pemandangan kelok sembilan secara keseluruhan, termasuk jalur lama yang masih dipakai untuk lalu lintas balik dari arah Sumatera Barat.
Pengunjung juga menyempatkan berfoto-foto. Ketiadaan pagar pengaman tidak menggetarkan mereka akan bahaya yang mungkin terjadi.
Pengunjung juga menyempatkan berfoto-foto. Ketiadaan pagar pengaman tidak menggetarkan mereka akan bahaya yang mungkin terjadi.
Tuesday, October 15, 2013
Saturday, September 28, 2013
Friday, July 19, 2013
Saturday, July 13, 2013
Perbaiki "Error. Press shutter release button again" pada DSLR Nikon
Akhirnya sampai juga saatnya. Ditengah keasyikan membuat
gambar di sebuah tempat wisata di Sumatra Barat, SLR Nikon saya tidak bereaksi.
Di layarnya muncul pesan yang sama sekali tidak pernah diharapkan sebelumnya:
Segala cara dicoba. Mulai dari menukar lensa, mengganti
baterai, mengganti memori card hingga mereset kamera. Semua tanpa hasil.
Akhirnya mengambil gambar diteruskan dengan kamera pocket Canon PSA510, satu-satunya
yang tersedia saat itu.
Setelah melakukan
pencarian di internet, ternyata banyak yang mengalami masalah yang sama.
Penyebabnya adalah shutter yang bermasalah, rata-rata karena macet. Rata-usia
pakai shutter untuk kamera sekelas saya punya adalah sekitar 50.000 klik. Cek punya
saya sudah mencapai 55641. Usia pakai kamera adalah sekitar 5 tahun.
Solusinya ternyata sederhana (seandainya hanya macet, dan
motor penggerak mekanisme shutter masih dalam kondisi bagus) yaitu
menghilangkan penghambat pada gear shutter dan lumasi dengan pelumas ringan
seperti silicon lubricant ataupun yang lainnya. Jika membawa ke kedai
perbaikan, ongkosnya bisa mengerikan, mungkin lebih masuk akal membeli body
baru. Jadi setelah dipertumbangkan, diputuskan tidak ada ruginya untuk mencoba.
Langkah perbaikan adalah sebagai berikut:
Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan. Alatnya
hanya obeng presisi seperti yang dipakai tukang perbaiki jam, tusuk gigi dan cotton
bud.
Pelumas yang dipakai adalah Silion Lubricant Spray yang
bisa diperoleh di toko-toko bangunan.
Sebaiknya jangan menyemprot langsung ke kamera karena bisa menyebar kemana-mana dalam kamera dan menyebabkan permasalahan lainnya. Tampung dalam tempat penampung dan gunakan cotton bud untuk melumasi.
Ada sembilan baut yang harus dibuka untuk membuka tutup bawah kamera, 5 panjang dan empat pendek. Siapkan denahnya dan gunakan selotip untuk menampung baut jika ragu bautnya akan terrtukar.
Dengan menggunakan obeng presisi, buka baut satu persatu.
Letakkan di denah sesuai dengan posisinya.
Setelah semua baut selesai di lepas, lepaskan tutup bawah kamera.
Roda gigi merah inilah mekanisme penggerak shutter. Kemacetan terjadi di sini.
Dengan menggunakan tusuk gigi, gerakkan roda gear maju mundur beberapa kali. Periksa akan adanya kotoran, buang jika ada.
Jika perlu gunakan kaca pembesar untuk pemeriksaan yang lebih teliti.
Dengan menggunakan cotton bud, lumasi gear merah tersebut. Gerakkan gear maju mundur sambil dilumasi sehingga pelumasannya merata.
Pasang kembali baterai dan memori kard. Sambil menahan baterai dengan jari tangan,
hidupkan kamera. Jika motor shutter tidak ada masalah, kamera sudah bisa
berfungsi kembali. Punya saya langsung hidup dan bisa mengambil gambar kembali.
Suara shutternya terasa berbeda. Sebelum macet, suara shutternya kira-kira
adalah “cakleeeeaaaak”, sekarang menjadi seperti dulu lagi “cakleeeek”.
Subscribe to:
Posts (Atom)