Tuesday, October 11, 2011

Tapung

Hari Minggu saya ikut bersama beberapa orang kawan yang pergi memancing ke Sungai Tapung. Berjarak sekitar dua jam setengah dari kota tempat kami tinggal, atau sekitar setengah jam dari Pekanbaru. Jam setengah enam pagi sehabis shalat subuh kami berangkat dengan menggunakan kenderaan roda empat pinjaman. Ada enam orang semuanya, empat orang adalah penggemar memancing, kecuali saya dan seorang kawan, yang hanya ingin berjalan-jalan saja. Umpan pancing sudah disiapkan, mulai cacing tanah sampai usus ayam.

Memasuki daerah Pantai Cermin, suasana lokasi transmigrasi sangat terasa. Penduduknya kebanyakan adalah pendatang, hasil program transmigrasi yang dijalankan pemerintah. Ruma-rumah bercat putih berdinding papan teratur mengisi kebun-kebun yang asri, hijau oleh berbagai pepohonan. Kebun sawit mendominasi kiri kanan jalan.

Setelah sarapan di pasar Pantai Cermin yang bersiap-siap untuk menyambut hari pekan, kami menuju ke Sungai Tapung. Kenderaan diparkir di salah satu rumah warga, kerabat salah satu kawan peserta memancing. Kemudian kami berjalan kaki melintasi belukar menuju ke sungai. Udara segar dan sejuk, matahari bersinar cerah. Permulaan yang baik.

Kami memilih lokasi di salah satu kebun sawit warga persis di pinggir sungai. Kebun sawit ini terawat baik, hamparan rumput hijau terhampar di sela-sela pepohonan sawit. Seperti lokasi piknik saja. Lenguhan kerbau yang sedang berkubang di pinggir sungai mengingatkan akan kampung halaman.

Ternyata nasib para pemancing sedang tidak begitu baik. Hanya beberapa ekor ikan kecil yang tersangkut di mata pancing. Bahkan seorang pemancing yang lewat dengan perahu juga menyatakan bahwa tidak banyak ikan yang ditangkapnya hari ini. Air sungai sedang keruh karena hujan di hulu, dan ikan-ikan seperti menghilang dari sungai.

Biar saja, siapa tahu lain kali mereka lebih beruntung.